Monday, February 12, 2007

Seminggu...

Kunjungan rutin ke pediatrician pertama: Senin, 12 Februari 2007
Usia Zahra: 7 hari/1 week
Berat Badan: 8 lbs -- 3.63 kilogram
Tinggi: 21 inches -- 53.34 centimeter
Lingkar kepala (head circumference): 14 inches -- 35.56 centimeter

Zahra at doc's officeHari ini Zahra genap berusia 7 hari dan juga merupakan hari kunjungan pertama kali Zahra ke dokter anak (pediatrik) di Child First Pediatrics sekitar 7 menit dengan mobil dari rumah. Alhamdulillaah, Zahra 'dapat' dokter yang baek sekali... namanya Dr. Liza Burns. And what a surprise... salah seorang perawat/nurse (Nurse Maggie) di sana adalah orang Indonesia (half Dutch)!

Zahra at first doc's appointmentSecara umum, perkembangan motorik dan pertumbuhan badan Zahra sangat baik... alhamdulillaah! Bahkan sSetelah dihitung berat dan pemeriksaan fisik oleh Dr. Burns, beliau cukup terkesan dengan pertambahan berat badan Zahra yang sudah hampir menyamai berat badan lahirnya. Sekedar informasi, berat badan bayi berkurang sebanyak 10% dari berat badan lahirnya pada saat keluar dari rumah sakit. Saya bilang ke dokter kalo saya betul-betul cuma kasih ASB (Air Susu Bunda, hee hee) ke Zahra secara eksklusif.

Sejak dari awal memang saya bertekad untuk memberikan Zahra hanya ASI, insya Allah bila produksi air susuku banyak dan lancar. Alhamdulillaah, sejak Zahra berusia kurang dari dua hari saya sudah mulai memberikan ASI. Sampai saat ini, Zahra minum ASI on demand... artinya ya kapan saja dia minta saya kasih. Tapi karena melihat perkembangan Zahra yang cukup bagus dan tidak ada kendala dengan ASI-ku, dokter Burns menyarankan untuk mulai menjadwal pemberian ASI ke Zahra tiap 2 atau 3 jam sekali pada pagi dan siang hari serta cuma "on demand" pada malam hari.

Oh iya, luka bekas operasi masih agak nyeri tapi dari skala 1 sampe' 10 sudah lumayan sih ada di level 3 artinya sakitnya sudah bisa ditahan, apalagi sekarang painkiller yang diresepkan dokterku sudah habis (dan tidak bisa diperpanjang lagi... takut nanti jadi junkies -- hee hee pinjam istilahnya Emaknya Uut di Indiana)... itupun Ibuprofen (dosis tinggi yang besarnya kayak obat untuk kuda, hahaha) yang bisa di-refill sampe' dua kali tapi blum sempat di-refill sudah saya hentikan.

Sedangkan kondisi "botol" ASI-nya Zahra masih super lecet kodong... tidak jarang saya harus meringis menahan sakit kalo memberi 'makan' Zahra. Ya lumayan dari yang saya baca, banyak Ibu baru yang memberi ASI mengalami infeksi, kelenjar susu yang tersumbat, sampe' kena demam segala. Kalo kasusku, alhamdulillaah... cuma lecet dan agak memar di nipple, syukur-syukur tidak bersamaan yang kanan dan kiri, hehehe. Makanya saya tidak heran kalo banyak ibu yang awalnya berniat memberi ASI eksklusif pada bayi mereka akhirnya harus menyerah pada minggu-minggu pertama karena banyaknya kendala yang dihadapi, terutama first time mother like me. Tapi saya memang sudah bertekad (sambil terus berdoa ke Allah) untuk bisa memberi ASI ke Zahra karena bagaimanapun komplit dan bagus (blum lagi mahalnya!)nya susu formula, tidak ada yang sebagus dan sekomplit ASI. Apa yang di"sedia"kan oleh Allah tentulah yang terbaik dan tidak akan sama dengan buatan manusia.

"Even though many Americans have the mistaken idea that today's infant formulas are nearly identical to human milk and that they are "almost as good as breast milk", that is not true at all. Compared to infant formula, breastmilk is so much better that there is no comparison! God knew what He was doing when He ordained our bodies to produce this amazing substance that makes babies thrive."

[Benefits and wonders of breast milk]

Alhamdulillaah, sampe' sekarang saya diberi Allah kesempatan untuk bisa menyusui Zahra karena ASI-ku cukup lancar dan banyak. Dan yang paling berkesan dari 'pengalaman' menyusui anakku adalah adanya perasaan bahagia yang lain daripada yang lain kalo waktunya memberi Zahra 'makan'. Rasanya setiap tetes ASI yang mengalir ke mulut anakku mewakili setiap detik kebersamaan dengan putriku dan tiap butir kebahagiaanku menjadi ibu... Ah, semoga tetap bisa istiqomah... Amiiiiiin!

Insya Allah, kunjungan rutin berikutnya tanggal 22 Februari nanti...

No comments: