Sunday, January 28, 2007

Hospital tour

Konfirmasi hospital tour dan denah VHCTadi siang akhirnya kami berdua bisa ikutan tour di Unit Kesehatan Ibu dan Bayi (Women and Infant Health Childbirth) di Virginia Hospital Center (VHC) setelah dua minggu menunggu dengan harap-harap cemas karena tour ini selalu penuh. Waktu David menelepon beberapa minggu lalu, kita sebenarnya dapat tempat untuk tour yang jadwalnya tanggal 4 Februari tapi kemudian begitu si EO tour ini tahu kalo due-date baby Z tanggal 8, langsung deh kita "disisip" masuk ke jadwal hari ini . Itupun kami berdua sambil bercanda sering berandai-andai kalo ndak akan sempat ikut tour si baby sudah lahir... atau pas acara tour kita langsung tinggal ndak pulang lagi ke rumah . Ternyata andai-andai dan candaan tersebut tidak terbukti, hehehe... soalnya sampe' di rumah dan nulis postingan ini si baby Z masih santay di dalam perut Bunda. Mungkin mencoba jadi Ayah's sweetheart -- anak kesayangannya Ayah yang nurut kata Ayahnya untuk lahir hari Jumat tanggal 2 Februari nanti . Saya bilang ke David... bisanya itu!!! Tuhan ko kah? (Catatan: ini dialek ala Ujungpandang yang artinya sama dengan: emangnya kamu Tuhan?) hahahaha!

Alhamdulillaah, kami berdua betul-betul bersyukur tadi bisa ikutan tour. Banyak sekali informasi berguna yang kami dapatkan dalam waktu 1 jam 15 menit (2:00pm - 3:15pm) yang diberikan oleh seorang suster (nurse) senior dengan cara yang sangat santai dan komunikatif. Peserta tour ada sekitar 10 pasangan yang rata-rata due date-nya beragam antara sebulan maupun dua bulan mendatang. Yang jelas, cuma saya dan seorang calon ibu (due date-nya tanggal 5 Februari!) yang due date-nya kurang dari dua minggu... dan semua nampaknya noticed (memperhatikan) kalo perutku sudah drop sekali dan jalan sudah betul-betul megal-megol karena kepala si baby sudah sangat berada di bawah . Sementara tour, si baby Z jadi sangat excited... mungkin merasa kalo Bunda dan Ayahnya juga sangat excited ya . Doi tidak berhenti bergerak aktif... bahkan kadang diiringi dengan kontraksi Braxton Hicks. Kalo sudah begitu, saya malah jadi mempercepat jalan sambil mengelus-elus perut.

Format isian dan lembaran informasi Childbirth Center VHCPertama, kami dibagikan booklet yang berisi: lembaran pre-registrasi (yang harus dikirim ke VHC via pos segera setelah di-kopi -- just in case, sebelum form itu diterima pihak RS saya sudah melahirkan), lembaran informasi umum tentang Women and Infant Health Childbirth, lembaran petunjuk tentang What to take and what not to take to the hospital, serta majalah/buletin umum VHC. Trus, ibu suster mengumpulkan kami di ruang konferensi yang ada di samping gedung Women and Infant Health Unit dan selama kurang lebih 30 menit memberikan informasi secara detail mulai dari A sampe' Z. Lalu kita diajak tour keliling fasilitas yang ada di "birthing center", mulai dari pintu masuk (emergency room setelah jam 8 malam) sampe' ke lantai 3 untuk melihat ruang melahirkan (delivery room), ruang istirahat/perawatan (recovery room) setelah melahirkan dan kamar perawatan bayi (nursery room). Ruang melahirkan dan ruang perawatan semua sifatnya "private" (tidak berbagi dengan pasien lain)... dan tidak seperti rumah sakit... nyaman dan (moga-moga) bikin betah. Untuk persalinan normal dan tidak ada komplikasi (insya Allah), pasien akan diinapkan selama 2 hari (48 jam setelah melahirkan) sedangkan untuk yang menjalani c-section menjalani perawatan di RS selama kurang lebih 5 hari (na'uudzubilllaahi min dzaalik -- Saya berlindung kepada Allah dari hal yang demikian).

Virginia Hospital CenterTernyata banyak sekali "tata cara" rumah bersalin (birthing/childbirth center) yang beda dengan yang saya ingat waktu di tanah air (pengalaman menemani Kak Ina dan Kak Ida melahirkan... terakhir kali sih memang sekitar 11 tahun lalu waktu Kak Ida melahirkan anak pertamanya, Lilid). Di sini tidak dianjurkan untuk makan pada saat proses kelahiran dan untuk menghindari dehidrasi, si ibu diberikan IV (intra-vena; infus) sekalian memudahkan memasukkan obat langsung ke tubuh bila dibutuhkan. Padahal terus terang, saya paling takut mi yang namanya jarum... tapi oh well ... kalo itu memang yang terbaik? Apalagi pengalaman selama hamil dengan banyak berurusan dengan lab (ambil sampel darah) bikin saya ndak lagi terlalu heboh (baca: takut) dengan jarum suntik dan rekan-rekannya yang menakutkan itu. Masih banyak sebenarnya yang ingin saya cerita... tapi waaaaaaaaah... bisa-bisa postingan ini sampe' kayak surat kabar, hee hee. Sayangnya, saya tidak sempat untuk mengambil gambar selama tour... ya soalnya konsentrasi pada penjelasan ibu suster jadi ndak terpikir untuk berfoto ria. In general, kami puas dan senang sekali ikut tour tadi. Bikin kami berdua merasa aman dan nyaman... paling tidak sudah tahu prosedur awal kalo saatnya tiba untuk melahirkan. Tour selesai sekitar jam 3:20 dan kami langsung balik pulang ke rumah (ternyata perjalanan dari rumah ke VHC hanya sekitar 30 menit!), singgah sebentar di perpustakaan Rockville pinjam buku.

Semangat 45 mengisi format dan re-packingBegitu sampe' di rumah, saya jadi "semangat 45" mengisi format pre-registrasi, re-packing barang yang mo dibawa ke RS (yang di koper merah) yang saya sesuaikan dengan keterangan ibu suster pada saat tour tadi ke ransel/backpack khusus untuk dibawa ke ruang melahirkan (dipisah dengan yang akan dibawa ke ruang perawatan... untuk memudahkan, which I found masuk di akalku ). Gara-gara ikut tour tadi, saya jadi bertambah excited... jadi tidak sabar rasanya untuk melihat baby Z, anakku. Apalagi tadi sempat lihat di ruang perawatan bayi ada dua orang bayi yang masih merah (baru lahir hari ini!)... aaawwwwww!!! they're soooo tiny... sooooo precious!

Kalo saya sibuk dengan format isian (David sudah baca semua lembaran informasi yang diberikan VHC sejak tour tadi), si Ayah malah asyik memperhatikan apa saja yang saya masukkan ke ransel/backpack untuk disimpan di bagasi mobil. Jangan lupa mengingatkan saya untuk bawa kurma (english = dates) ya? katanya. Kalo baby Z lahir dan setelah saya adzan dan iqomat-kan, kan sunnah mencicipkan kurma yang manis itu ke baby (just a tiny bit... asal berasa saja)? Heh? Juga kompas dan sajadah kecil buat si Ayah. Iya deh... saya ikut saja, Daeng sayang ...

Alhamdulillaah, semua sudah beres... kami juga puas dengan tour yang kami ikuti tadi. Sekarang tinggal duduk manis... waiting for "the time" to come ...

Friday, January 26, 2007

38 minggu... It's a waiting game!

Kunjungan rutin mingguan kedua: Jumat, 26 Januari 2007
Usia gestational: 38 minggu, 1 hari

Ibundanya Z
Berat Badan: 145 lbs atau 65.77 kg. Naik 2 lbs (kurang lebih 0.9 kg) dari minggu lalu. Ternyata masih naik nih berat badan... tapi kata dokter masih normal . Ini pasti karena belakangan ini suka pake' dessert kalo makan diluar, hehehe.
Tekanan darah: 123/75 mm Hg

Baby Z
Berat badan: --
Detak jantung rata-rata: 160/menit

Dari hasil ultrasonogram, ternyata kelihatan dengan jelas si kecil punya "labia"... it's a baby girl!!! , jadi Insya Allah Iman akan dapat adik perempuan (si kakak sampe' pake' bilang "yessss!!!!" hahaha... dia memang dari dulu maunya punya adik perempuan biar bisa diajak main katanya). Untuk sementara, nanti si Ayah jadi yang paling cakep sendiri di rumah .

Hasil pemeriksaan semua normal... alhamdulillaah. Cuma saya agak khawatir (lagi lagi, hehehe) karena detak jantung baby Z sangat cepat dibanding dengan sebelum-sebelumnya , tapi dokter kembali menenangkan dan bilang kalo itu masih normal karena memang selama pemeriksaan baby Z sangat aktif bergerak (Catatan: detak jantung janin normalnya berkisar 120-160 detak per menit). Kata beliau lagi, yang bahaya itu kalo detak jantungnya lambat --kurang dari 100 bpm -- yang ujung-ujungnya bisa emergency c-section atau detak jantung janin sampai lebih dari 180 bpm yang tandanya ada masalah dengan sang bayi. Oh ya Allah... na'udzubillaahi min dzaalik!

However, satu yang jadi perhatian dokter adalah fakta bahwa baby Z ukurannya yang besar itu (kodoooong anakku... padahal sudah mi saya bilang ke dokter kalo para ponakanku di Makassar semua juga lahir rata-rata 8 lbs malah Lala sampe' 9 lbs!) blum lagi dari keluarganya David juga emang lahir besar-besar semua. Dokter masih khawatir jangan-jangan kadar gulaku lebih dari normal, padahal kan waktu test lalu sudah negatif. Oh well... doi minta kalo bisa kami test dengan alat portable yang banyak dijual di supermarket, just in case. Hanya saja, meski agak "prihatin" dengan ukuran baby Z, dokter meyakinkan kalo tidak ada masalah selain itu. Beliau cuma khawatir karena anak pertama trus segede itu bisa-bisa repot keluarnya. But hey, Allah Mahakuasa dan Mahabesar. Insya Allah, semoga Allah memudahkan dan melancarkan proses kelahiran baby Z kelak. Amiiiiiiiiiiiiin!

Kami berdua juga membicarakan tentang soal fasilitas tempatku rencana melahirkan di Virginia Hospital Center beserta birth plan dengan dokter. Klo birth plan kita untuk sementara pake' yang INI... tapi kayaknya besok (insya Allah hari Minggu kita ikut tour untuk lihat birthing center di VHC) mo sekalian pre-register dan akan dikasih format birth plan dari rumah sakit. Dokter Fauzia bilang ke kami, beliau akan berusaha sedapat mungkin memberikan (service/pelayanan) yang terbaik insya Allah. Alhamdulillaah... kami berdua legaaaaaaaa sekali setelah berdiskusi panjang lebar dengan bu dokter yang baek hati ini. Enaknya dengan beliau itu, selaluuuuuu saja ada waktu untuk diskusi (tentang apa saja) pada saat kami berkunjung... jadinya kita merasa istimewa deh (padahal semua pasiennya dia perlakukan seperti itu).

Kunjungan selanjutnya, insya Allah hari Jumat depan tanggal 2 Februari 2007. Mo tahu apa kata si goofy Ayahnya Z ke anak perempuannya yang masih di perut Bunda? "I'll clear all of my schedule for the February 2nd, it's the perfect time... so you can come anytime that day, ok?". Hahahaha!!! Dasar si Ayah goofball!!! But who knows? Kemarin juga waktu di"suruh" sama Ayahnya untuk tidak lahir pada minggu ke-35 (karena saat itu adalah masa "hectic" dengan satu urusan penting) padahal tanda-tanda lahir sudah nampak, si baby Z "menurut" kata Ayahnya, hehehe.

Di kamar dengan bassinet-nya baby ZYang namanya menunggu itu capek dan membosankan ya? Minggu ke-38 ini betul-betul kayak permainan deh. I guess that's why they call it a "waiting game", eh? Of course menyenangkan sekali yang namanya hamil itu... tapi sekarang malah kayaknya tidak sabar mo lihat anak perempuanku. Setiap kali lihat bassinet-nya yang sudah di-install si Ayah sejak tiga minggu lalu di kamar kami rasanya jadi gemes sendiri, hehehe. Juga lihat carseat di mobil dan stroller di trunk (bagasi mobil) yang sudah siap sedia... aduuuh Nak, kapan ko mo keluar kah? Bunda dan Ayah sudah tidak sabar untuk menimangmu . Tapi ndak papa... you take your time, yaa nuur al-'ainiy (Arabic = cahaya mataku). Kapan saja ko siap dan Allah memberi ijin... kami akan dengan senang hati menyambutmu. Asal jangan lewat due date saja ya... karena kalo bgitu, bisa-bisa dokter pake' main paksa ko keluar, hehehe... jangan sampe' ya, Nak?! .

Besok insya Allah, kami berdua akan ikut hospital tour setelah menitipkan Iman ke ibunya (soalnya anak-anak tidak boleh ikut tour ini). I'll keep you updated tentang kunjungan kami itu, ok?! Nanti akan saya posting di sini. In the meantime, tetap doakan kami ya ...

Friday, January 19, 2007

Full term!

Alhamdulillaah... setelah dua minggu menunggu dengan harap-harap cemas, sampe' juga deh di minggu ke-37! Artinya, from now on, my pregnancy is considered "full term". Padahal dua minggu belakangan ini saya dan David betul-betul rada panik karena usia Junior masih tergolong blum cukup bulan sementara tanda-tanda lahir sudah nampak sejak minggu ke-35.

Congratulations! Your pregnancy is now considered full term — meaning your baby is developmentally ready to handle life outside the womb.

[Baby Center Your Pregnancy : 37 Weeks]

Perkembangan bayi usia gestational 37 minggu

Melihat gambar di atas, saya jadi bisa mengira-ngira bagaimana posisi Junior di"dalam". Yang jelas, paling terasa adalah pantatnya yang sering "nabrak" rusuk dan uluhati kalo saya duduk terlalu lama... atau lutut (or maybe tumit?) yang seringkali "menusuk" di sisi kanan. Kadang juga saya bisa meraba punggungnya... Kepalanya yang sudah sejak dua bulan terakhir ini sudah berada di bawah, terasa sekali bila dia palingkan, dan ini yang paling sering bikin saya teriak karena tekanannya kadang terasa seperti kontraksi dan jadi ingin buruan ke kamar kecil.

"Aduh Nak, betapa indahnya perasaan Bunda bisa "menyentuh"mu meski masih ada perut Bunda sebagai "dinding" kita untuk bisa saling memeluk sayang. But you should know, setiap gerakanmu... sekecil apapun itu selalu membuat Bunda bahagia dan merasa tak sabar untuk membelaimu. If only you know betapa banyak cinta yang Bunda persiapkan untukmu (tentu saja Ayahmu dan Kak Iman-mu juga tetap dapat bagian cinta itu lah...)".

37 weeks! It's full term now!Masuk minggu ke-37, hampir tidak ada perubahan berarti dari minggu kemarin. Tidur malam dengan menaruh bantal besar bersusun untuk mengangkat kaki yang bengkak seharian ternyata sangat membantu mengurangi "kaki gajah"ku . Lihat ka' dikelilingi bantal kalo tidur, David jadi sering godain... katanya semua bantal di rumah di"borong" semua untukku, hee hee. Kemarin malah sempat bilang bgini: Kurang bantal ya, Baby? nanti saya blikan lagi kalo masih kurang, katanya sambil tersenyum jahil. Wek ... dasar jahat!

Memang, sejak masuk minggu ke-36 itu saya jadi sulit sekali cari posisi enak untuk tidur (malam). Blum lagi bangun hampir setiap jam untuk BAK (sekalian olahraga turun naik tangga ). Blum lagi mimpi-mimpi yang kadang "Jaka Sembung" (ndak nyambung) dan ndak tahu dari mana kemana juntrungannya (banyak yang bikin saya ngakak sendiri kalo bangun dan ingat itu mimpi yang ngalor ngidul dan serba aneh).

Trus, sekarang sudah tidak pernah "poso" (short-breath) lagi sejalan dengan makin "drop"nya baby ke rongga panggul, paru-paru tidak tertekan dan bisa lega lagi. Tapi, hampir setiap malam perut mulas diikuti dengan (maaf ) diarrhea, padahal saya sudah super hati-hati untuk tidak mengkonsumsi makanan (terutama makan malam) yang bisa jadi pemicu diarrhea. Ugh, another sign of prelabor!

An unpleasant early sign and symptom of labor is diarrhea. A release of the body chemical prostaglandins might occur in the process of early labor. This trigger can result in episodes of loose bowel movements.

[Early Signs of Labor - How to Recognize Labor Symptoms]

37 weeks 1 dayKunjungan rutin mingguan pertama: Jumat, 19 Januari 2007
Usia gestational: 37 minggu, 1 hari

Ibundanya Z
Berat Badan: 143 lbs atau 64.86 kg. Tidak ada kenaikan berat badan dari minggu lalu. Sudah "jalan di tempat" nih
Tekanan darah: 121/77

Baby Z
Berat badan: lebih dari 3 kilogram
Detak jantung rata-rata: 132/menit

waiting at the doctors office, playing gamesPemeriksaan kali ini tidak banyak berbeda dari sebelumnya. Cuma kami menunggunya agak lama karena setelah memonitor detak jantung si Junior, dokter agak sibuk dengan beberapa pasien lain. Hee hee... ini nih gayanya dua orang tercintaku menghabiskan waktu menunggu giliranku diperiksa, dengan main Nintendo games di ruang tunggu dokter.

Alhamdulillaah, everything's great. Baik Bunda maupun si Junior baek-baek saja. It's a waiting game, kata Bu Dokter. Tidak ada yang bisa dilakukan selain menunggu waktunya si Junior mo keluar dengan izin Allah. Bisa besok, bisa juga seminggu atau dua minggu ke depan sampe' due date tanggal 8 Februari nanti, insya Allah.

Sambil dokter memeriksa dengan teliti melalui ultrasonogram, saya terus bertanya: is everything ok? Is my baby's doing great? David yang menunggu di sampingku tertawa... mungkin karena pertanyaan-pertanyaanku ke dokter itu sudah terlalu sering dia dengar, hee hee. Dokter malah tidak tertawa... tapi memandangku dengan serius dan bilang kalo seandainya ada apa-apa dengan posisi bayi, keadaan bayi dst, pasti akan beliau informasikan kepada kami. Beliau juga meminta supaya saya santai dalam masa menunggu ini karena tidak ada yang perlu dikhawatirkan karena so far (alhamdulillaah) semuanya baek-baek saja. Setelah bu dokter menjelaskan dengan panjang lebar, baru deh rasanya lega.

Oh iya, mengenai keluhan heartburn dan indigestion (plus diarrhea) yang saya alami akhir-akhir ini, dokter menyarankan untuk tidak lagi mengkonsumsi/minum juice markisa atau sejenisnya karena itu bisa menjadi pemicu masalahku. Mending minum susu atau yoghurt, kata beliau. Kalo kumat sakit perut, heartburn dan diarrhea, ndak papa minum pepto-bismol, kata bu dokter lagi.

Setelah semuanya selesai, dokter Fauzia mengingatkan kembali untuk menelepon beliau di nomor telepon pribadi (cellphone)nya kalo ada perubahan yang saya rasakan seperti tanda-tanda labor/melahirkan sudah saya rasakan, tidak peduli itu tengah malam, subuh atau kapan saja. Wow!!! Isn't she great? Sebelum pulang, saya dan David mengucapkan selamat tahun baru Hijriyyah ke ibu dokter ... see you insya Allah next Friday! (itu kalo si Junior masih betah snuggling di tummy Bunda!).

So, that's it ... tinggal menunggu waktunya tiba kapan Allah memutuskan si Junior untuk menjumpai kami Ayah dan Bundanya. Tinggal memperbanyak istirahat, olahraga ringan (yoga dan jalan kaki... mmm... padahal di luar sudah mulai dingiiiiiiin!!! Jalan kakinya di mall saja, kata David, hee hee), dan banyak berdoa dengan sholat dan ngaji.

Doakan kami ya...

Saturday, January 13, 2007

36 minggu

One more week to go! Alhamdulillaah... akhirnya sampe' di minggu ke-36 dan ketemu dokter Fauzia tadi siang. Sebenarnya jadwal ketemu kita itu kemarin... tapi sampe' di tempat Sepulang dari dokter, tangan nutupin puser yang super bodong hehepraktek, dokternya malah masih di rumah sakit karena ada pasiennya yang melahirkan. Akhirnya, sister Azra (asisten dokter yang juga adik beliau) yang mengambil data dasar (berat badan dan tekanan darahku) serta memasangkan alat monitor detak jantung Junior sambil menunggu dokter datang. Tapi, baru juga tiba dari rumah sakit, dokter dapat telepon lagi meminta beliau balik karena ada pasien lainnya yang akan melahirkan. Ibu dokter dan stafnya berulang kali meminta maaf (kemarin itu ada sekitar 4 pasangan yang menunggu beliau sejak siang) karena harus membatalkan semua janji pada hari itu. Yeah, it's such a crazy day! Kami semua tentunya maklum... yang namanya melahirkan (kalo spontan nih) mana bisa tahu kapan pastinya... yang ada cuma bisa diprediksi tapi semuanya terserah Allah. It could be us one day, insya Allah! Akhirnya kami mesti re-scheduled lagi dan dapatnya hari ini jam 2 siang.

Kunjungan rutin per-dua minggu-an keempat: Sabtu, 13 Januari 2007
Usia gestational: 36 minggu, 2 hari

Ibundanya Z
Berat Badan: 143 lbs atau 64.86 kg. Total kenaikan dari dua minggu lalu sekitar 1 lbs atau kurang lebih 0.45 kg.
Total kenaikan berat badan sebelum hamil (50.35 kg) sampai usia kehamilan 36 minggu 2 hari (64.86 kg) adalah 14.51 kg atau 31.99 lbs.
Pemeriksaan rutin urine (protein dan glukosa): normal.
Tekanan darah: 122/65

Baby Z
Berat badan: -- (tidak dihitung lagi)
Detak jantung rata-rata: 140/menit
Posisi: Kepala sudah berada pada rongga panggul... ternyata si Junior juga sudah siap-siap. Tapi apa Ibundanya juga sudah siap kah?

Yang ini lupa nutup puser bodongnya heheheWaktu saya cerita tentang pengalaman minggu lalu dan tanda-tanda prelabor yang saya rasakan seminggu terakhir ini, seperti biasa beliau cuma tersenyum. Trus, periksa sana sini dan melihat lewat ultrasound, beliau bilang: "Everything looks great. It's gonna be any day now!" Dengan kata lain: saya sekarang sedang "menghitung hari" . Antara excited dan khawatir, saya cuma bisa senyum paccé (Bhs. Makassar = kecut). Yang bikin saya heran, kok ibu dokter sama sekali tidak mempermasalahkan usia kandunganku yang blum masuk "full term" alias cukup bulan? (Catatan: yang terhitung "full term" adalah usia kehamilan/LMP 37-42 minggu; sedangkan dibawah 37 minggu terhitung "pre-term" alias premature/premie dan di atas 42 minggu dikategorikan sebagai "post-term" alias "lebih bulan"). Tapi rasanya legaaaaa sekali waktu membaca catatan beliau di file-ku (di komputer): No sign of Abn. (abn = abnormality). Alhamdulillaah!!!

Oh ya, hasil GBS (Group B Streptococcus) Screening dua minggu lalu juga sudah keluar: "Negative for Group B Streptococcus by DNA probe from broth-enhanced culture". Ah, that's great! You don't need any antibiotics! kata beliau (lagi-lagi dengan senyum kalem).

Terakhir, sebelum kami pulang beliau berpesan kalo segera menghubungi beliau (telepon) kapan saja kalo saya merasakan sesuatu yang lain atau ada tanda-tanda melahirkan: pecah ketuban, bayi tidak bergerak, sakit punggung atau kram, dst... bahkan kalo sakit kepala ataupun ada keluhan jangan sampe' sungkan untuk melaporkan ke beliau via telepon. Pokoknya, "don't be hesitated... any time!!!" tegas beliau lagi sebelum mengantar kami ke front desk untuk bikin appointment for next week (Jumat, 19 Januari 2007). Yup, kunjungan mingguan pertama... itu kalo si Junior masih betah di dalam tummy-nya Bunda sampe' minggu depan . Hey!!! Tanggal itu hari ulang tahun Kakak "Lala" Nabila (anaknya Kak Ina yang nomor dua) yang ke-10! Sapatahu si Junior mo ultahnya sama dengan kakak sepupunya ya? Ato mungkin juga mo tunggu sampe' pas masuk Tahun Baru Islam 1 Muharram yang jatuhnya tanggal 20 Januari nanti insya Allah?

Ah, terserah Allah saja kapan si Junior di"perintah" untuk keluar menjumpai Ayah dan Bundanya... yang penting dia sehat wal-afiat tidak kurang suatu apa... dan kelak jadi anak yang shalih/ah kebanggaan seluruh keluarga, insya Allah... Amiiiiiiiiin yaa rabb al-'aalamiin!

Pulangnya, kami singgah di Babies"R"Us di Alexandria. Si Ayah belanja lagi deh... begitu dengar dokter bilang "any day now" doi jadi tambah semangat mencoba memenuhi semua item buat si Junior. Doi belikan diapers bag Columbia Baby Backpack (model ransel) soalnya dia tahu kalo isterinya ini rada-rada tomboy dan lebih suka pake' ransel daripada yang feminin, hehehe. Kita juga sempat beli beberapa selimut (lagi), sarung tangan, dan baby wipes. Mana tahaaaaaan lihat barang-barang bayi yang cuuuuuuute begitu trus ndak "ngambil", hehehe. Saya dan Iman juga setiap kali lihat baju dan peralatan bayi yang lucu-lucu, tidak tahan bilang: aaaaaaawwwwww!!! sooooo cuuuuuuuuuuteee!!!! Saya sampe' beberapa kali tertawa lihat Iman yang excited. Saya bilang, ntar ya Nak kalo adikmu sudah lahir dan tahu gender-nya insya Allah kita bisa lebih enak milihnya . Alhamdulillaah, Iman juga sangat sangat excited dan senang mo jadi kakak. Saya dan David yakin kalo dia akan jadi kakak yang baik dan bisa jadi contoh buat adiknya kelak, insya Allah...