Monday, August 06, 2007

Tentang Zahra: Check-Up Rutin 6 Bulan

My Zahra, 6 month oldKunjungan checkup rutin ke DSA: Senin, 6 Agustus 2007
Usia Zahra: 6 bulan 1 hari
Berat Badan: 19 lbs 12 oz -- 9 kilogram (97th percentile)
Tinggi: 27 inches -- 68.58 centimeter (90th percentile)
Lingkar kepala (head circumference): 17 inches -- 43.18 centimeter (75th percentile)
Immunisasi seri ketiga: sama dengan seri pertama pada saat Zahra berusia 4 bulan kecuali Haemophilus influenzae type B (Hib); yaitu Pediarix (combo):
DTaP Vaccines (Diphtheria, tetanus, acellular pertussis),
Polio Vaccine (IPV),
Hepatitis B Vaccine (HBV).

Ditambah dengan satu suntikan Prevnar atau Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV)



Bertiga di ChildrenFirst PediatricsUntuk pertamakalinya Zahra tidak diperiksa oleh Dr. Burns yang lagi cuti melahirkan. Dokter yang dijadwalkan ketemu Zahra, Dr. Datch, sangat ramah meskipun pada awalnya Zahra terlihat sedikit hesitated memandang Dr. Datch dengan curiga ;). Yang lucu waktu beliau masuk ke ruang periksa, saya dan David langsung di"interogasi" apakah ada di antara kami (atau kami berdua) yang waktu bayi tergolong "bayi besar" alias godé' (Ujungpandang slang= gemuk/gendut). Karena ternyata, setelah pak dokter memeriksa file Zahra, dia terheran-heran dengan perkembangan pertumbuhan anak kami. Memang besar (berat dan tinggi) tubuh Zahra sekarang untuk ukuran bayi perempuan di US saja tergolong jauh di atas rata-rata (97 dan 90%). Saya dan David menggeleng... lah kami berdua lahir dengan berat badan kurang dari 2.5 kg (David lahir prematur). Well, saya jelaskan saja kalo Zahra "makan"nya ya cuma ASI thok selama 6 bulan ini... she only started eating solid food yesterday! Mungkin karena itu dia heran karena umumnya bayi yang exclusively breastfed, biasanya perkembangan berat badannya tidak seheboh bayi yang minum sufor (susu formula) ataupun bayi yang mulai solid food lebih awal dari 6 bulan.

Z and Bunda in NYC ;)Setelah beliau periksa dengan seksama (menurutku sih lebih detail dan lama dibanding Dr. Burns... maklum saja karena Zahra "pasien" barunya), dan terakhir meletakkan Zahra on her tummy di meja periksa, dia bilang ke kami kalo Zahra sudah mulai scooting (Inggris =bergerak meninggalkan tempat semula, biasanya dengan cara mengangkat pantat dan mendorong badan dengan kaki ataupun berguling ke kiri dan kanan).

Scooting is simply a method that a baby can use as one of many locomotion techniques to facilitate both muscular development and bodily movement. It often resembles pushing – babies use their arms as a method to force themselves (or scoot) along the floor on their backsides. The tendency to scoot instead of crawl is not necessarily a problem. The most important thing as that the infant become mobile.

[Super Scooters: Scooting's Role in Infant Development]

Meskipun anakku rada montok, dia sangat lincah lho, Pak Dokter!

Love you, Ayah...Ada lagi yang lucu dari check-up rutin kemarin itu. Waktu dokter bertanya bagaimana reaksi Zahra terhadap botol, saya menjawab (dengan enteng): She doesn't use bottle. Kliatan sekali doi kaget (dari reaksinya) dan bertanya lagi bagaimana kalo saya keluar (rumah tanpa membawa Zahra) karena doi tahu Zahra cuma minum ASI (exclusively breastfed) selama 6 bulan ini dari file-nya Zahra. David yang menjawab kalo kemanapun saya pergi Zahra selalu ikut. She wouldn't go anywhere without the baby, kata David. Mungkin aneh ya konsep itu bagi orang sini? Saya memang tidak memperkenalkan botol dan dot, baik untuk ASI (dengan cara memompa) apalagi susu formula! Kebetulan saya tidak bekerja (di luar rumah *wink*) dan berprofesi penuh sebagai Ibunda dan housewife -- profesi yang sangat saya syukuri dan banggakan... alhamdulillaah -- sehingga saya tidak melihat kebutuhan untuk memperkenalkan botol kepada Zahra. Malah dia tidak suka pake' pacifier (empéng), meski kami cobakan selama beberapa kali, dan dia selalu menolak. Ya baguslah... Saya memang mencoba menerapkan untuk tidak membuat dia bergantung pada sesuatu untuk membuat dia nyaman, seperti selimut untuk di-emut, boneka untuk menemani tidur, ataupun pacifier. Alhamdulillaah sampe' sekarang juga dia tidak terbiasa mengisap ibujari sebelum tidur. Paling yang diisap ya "dot" ASI-nya, hehehehe.

Setelah puas memeriksa Zahra, dokter memberikan beberapa tips tentang makanan padat buat Zahra serta mengucapkan selamat kepada kami berdua karena we do a great job with Zahra... dan Zahra tumbuh dengan perkembangan badan dan otak yang sehat dan cerdas. Alhamdulillaah...

Kunjungan rutin untuk check-up selanjutnya adalah tanggal 6 November pada saat Zahra berusia 9 bulan 1 hari, insya Allah. Moga-moga anakku selalu sehat walafiat dalam lindungan dan berkah Allah Sang Pengasih, Aamiin!

Thursday, June 07, 2007

Needle time... lagi!

ZSK June6Kunjungan checkup rutin ke DSA: Rabu, 6 Juni 2007
Usia Zahra: 4 bulan 1 hari
Berat Badan: 17 lbs 10 oz -- 8 kilogram (97th percentile)
Tinggi: 25.5 inches -- 64.77 centimeter (90th percentile)
Lingkar kepala (head circumference): 16.5 inches -- 41.91 centimeter (75th percentile)
Immunisasi seri kedua (sama dengan seri pertama pada saat Zahra berusia 2 bulan):
DTaP Vaccines (Diphtheria, tetanus, acellular pertussis),
Haemophilus influenzae type b (Hib),
Polio Vaccine (IPV),
Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV), dan
Hepatitis B Vaccine (HBV)




Ready togo to the docsKunjungan rutin ke ChildrenFirst kali ini cukup singkat. Kami tidak menunggu terlalu lama karena memang pengunjung CF kali ini tidak begitu banyak (alhamdulillaah). Seperti biasa, begitu datang Zahra langsung dikerubungi (hee hee... semut kali'?!) oleh para perawat... kebetulan juga ndak terlalu rame jadi mereka kelihatan rada santai kemarin itu.

Setelah ditimbang dan diukur panjangnya (Zahra ndak mo berhenti bergerak sampe' kertas alas tempat (tidur) periksa jadi koyak-koyak deh... habisnya tante Perawat ngajak Zahra ngobrol dan bercanda... bikin Zahra jadi excited, hehehe), sambil menunggu dokter Burns, Bunda seperti biasa foto-foto Zahra dulu dengan Ayah (ini Bunda paparazzi-nya deh!)

4mo routine checkup Ayah gemes

Immunisasi yang Zahra dapat kali ini masih sambungan seri yang lalu. Alhamdulillaah, kali ini nangisnya cuma sebentar (tergantung sama nurse yang nyuntik juga, kayaknya) dan sebelum kami meninggalkan klinik dia sudah senyum dan main lagi (meski airmatanya masih menggantung di matanya, hehehe). Insya Allah, kunjungan rutin berikutnya pada saat Zahra berumur 6 bulan... hari Senin, tanggal 6 Agustus 2007 jam 3 sore. Dan karena Dokter Burns cuti melahirkan pada waktu itu, kami dijadwal untuk bertemu salah satu dokter CF, Dr. Datch. Moga-moga beliau juga manis dan lembut seperti dokter Liza :). Tapi selama ini sih Zahra ndak pernah bermasalah atau trauma kalo ke dokter. Smoga begitu seterusnya, Amiiiiin!!!

Tidak terasa Zahra sudah berusia 4 bulan (time flies!!!). Tahun lalu, pada tanggal yang sama, saya dan David sedang berbahagia setelah dapat hasil e.p.t positif dan menunggu waktu kunjungan ke obgyn untuk pertamakalinya. Dan sekarang, setahun kemudian, saya tengah memandangi wajah Zahra... rasanya tidak ada habis-habisnya rasa bahagia saya rasakan sebagai Ibunda. Alhamdulillaah....

Monday, June 04, 2007

Tentang Zahra: Bulan ke-3

Ringkasan catatanku tentang Zahra selama berumur 3 bulan; 5 Mei - 4 Juni 2007

  • Minggu, 6 Mei 2007
    The Kearns of RockvilleMenghadiri acara pemberian penghargaan SCAT State Awards from Johns Hopkins University's Center for Talented Youth untuk kakaknya Iman di George Mason University (Virginia). Zahra tidak pernah rewel dan dengan tenangnya ikut sampe' acara selesai, diselingi satu kali minum ASB... pake' "sembunyi" di balik pashmina Bunda *wink* dan tertidur di pangkuan Ayah. Foto-fotonya bisa dilihat di IMAN'S CTY 2007 AWARDS CEREMONY

  • Selasa, 8 Mei 2007
    "Kunjungan sakit" ke Children First (CF) Pediatrics bagi Zahra yang pertama. Meskipun akhirnya setelah dokter memeriksa dan melihat kalo masalahnya bukan hal yang perlu dikhawatirkan (cerita lengkapnya baca: Ke dokter...).

  • Rabu, 9 Mei 2007
    Showing off my new pierced earsPake' anting baru setelah telinganya ditindik di Children First Pediatrics. Anting dan alat tindiknya Coren®. Seperti biasa kalo berurusan dengan jarum dan sejenisnya, saya menyerahkan Zahra ditemani Ayahnya (Bunda masih ndak tega kalo lihat Zahra menangis kesakitan *hiks*). Perawat yang menindik telinga Zahra emang yang sudah berpengalaman, jadi saya tidak begitu waswas. Alhamdulillaah, Zahra tidak ngamuk alias ma'jallo' seperti waktu immunisasi bulan lalu. Zahra menangis cuma pada saat ditindik dan setelah itu dia sudah senyum lagi (bikin para perawat yang mengerumuni Zahra waktu itu makin gemes, hehehe). Lubang bekas tindik pun tidak berdarah, cuma cuping telinga di sekitar giwang yang agak merah (kayak klo habis dijewer); dan sore harinya sudah "normal" kembali. Bahkan terkesan kalo Zahra lupa kalo telinganya habis dilubangi karena dia terlihat tidak terganggu sama sekali meskipun berbaring miring dan telinganya tertindis/tertekan.

  • Coren FlexHandle Ear PiercerSesuai dengan saran perawat di CF, setelah memandikan Zahra sebelum tidur malam, lubang tindiknya saya bersihkan (mengusap) dengan antiseptik. Alhamdulillaah, sampe' sekarang kedua lubang telinganya tidak ada masalah/infeksi. And... she looks so cute and cantik even more setelah pake' anting. Tapi meskipun sudah pake' anting, Zahra masih seringkali disangka bayi laki-laki... mungkin karena dia lebih sering pake' t-shirt dan shorts dibanding baju nona (gaun perempuan ataupun rok); padahal itu t-shirt dan shorts juga untuk anak perempuan kok *heran deh*. Ada juga yang bilang emang mukanya rada boyish *kodooong*, ada juga yang menyangka Zahra anak laki-laki karena badannya yang chubby (weleeeh, emang anak perempuan tidak bisa besar dan berisi/berotot badannya?)

    Perihal tindik menindik telinga bayi (dan balita), memang masih jadi kontroversi di Amrik sini. Saya sempat berdiskusi dengan Ayahnya Zahra dan dia bercerita kalo hal (menindik telinga bayi) boleh dibilang merupakan hal baru (bagi orang di US -- at least di daerah DC sini) dan merupakan "budaya" yang dibawa oleh para imigran Hispanik (yang seperti budaya kita menindik telinga anak perempuan pada saat masih balita). Anak shalihah ku yang cantikBudaya ini lama kelamaan berkembang dan kemudian banyak diikuti oleh bulé, meskipun tidak sedikit yang menentang dengan alasan "melanggar" hak asasi anak. Sebelum mengambil keputusan untuk menindik telinga Zahra pun saya sempat minta pendapat ke mertua perempuan/grandma-nya Zahra (yang FYI tidak pernah menindik telinganya sampe' sekarang *wink*) dan juga Ibu/neneknya Zahra di Makassar. Alhamdulillaah, mereka berdua setuju-setuju saja (tanpa ada sedikitpun rasa keberatan dsb) dan menyerahkan semuanya ke saya dan David. Saya juga sempat minta pendapat DSA-nya Zahra pada saat kunjungan rutin dua bulan, dan ibu dokter bilang: "It's all up to you!", karena kalo dari pertimbangan medis sama sekali tidak ada yang perlu dikhawatirkan, apalagi kita akan tindiknya di CF dengan alat-alat yang tentu saja terjaga ke-higienitasnya (terus terang, ada teman yang kasih ide untuk menindik Zahra di mall, tapi aduuuh bisa-bisa bikin saya dapat nightmare karena takut klo ada apa-apa dengan tingkat kebersihan dan steril alat-alat tindiknya). Dokter cuma menyarankan untuk menjaga kebersihan luka bekas tindik selama belum kering dengan antiseptik.

  • Jumat, 11 Mei 2007
    Ketemu Grandpa Dave Kearns yang datang dari California untuk menghadiri sebuah konferensi 3 hari di Reston (Virginia). Grandpa berkunjung ke rumah kami di Rockville and we had a great time with him, spent the whole afternoon with us and then had a nice dinner at Joe's Noodle House.

    Paying attention to Grandpa
    Zahra lagi mendengarkan nasihat Grandpa (yang lagi ngobrol dengan Ayah, hee hee)

  • Kamis, 17 Mei 2007
    Akhirnya "kain gendong" yang dipesan Ayah lewat Peppermint untuk Zahra datang juga. It's mobywrap. Waktu pertamakali mencoba, saya langsung suka... gampang dan yang jelas sangat enak dipake'nya (tidak bikin pundak pegal/sakit seperti kalo babybjorn) dan yang pasti Zahra juga suka! Awalnya saya pikir pasti akan rumit memakainya sendiri tanpa bantuan orang lain untuk memegang Zahra. Ternyata, untuk pertama kalinya mencoba pun saya pake' sendiri di depan cermin (kebetulan Zahra lagi senang-senangnya kalo berada di depan cermin... mulai narsis klo liat dirinya sendiri di cermin) dan sangat mudah dan cepat. Bahkan setelah itu, saya jadi ketagihan mencoba segala macam model gendongnya, dan berkreasi dengan caraku sendiri (yang tidak di-approved sama Ayahnya Zahra karena katanya blum teruji tingkat keselamatannya... oh well)... and I noticed kalo Zahra merasa sangat nyaman dengan dua metode gendong: kangaroo hold dan joey hold.

    Kangaroohold Zahra in mobywrap... just a moment before we're off to our neighbor's party

    Saya bahkan seringkali menidurkan Zahra (terutama kalo doi lagi rada rewel) sambil menyusui dengan gendongan kangaroo hold. Sampe' Ayahnya berkomentar: Ah, Zahra... you're soooo spoiled! hehehe. Tapi tidak ji tawwa, karena kalo sudah tertidur dan Bunda meletakkan Zahra di bouncer ataupun di tempat tidurnya, dia tidak pernah terbangun. Alhamdulillaah meskipun demikian tidak bikin Zahra 'tergantung' pada mobywrap untuk bisa tertidur. Karena kalo malam hari setelah mandi, dia dengan sendirinya ngantuk dan sambil minum ASB tertidur pulas di tempat tidur dengan mudahnya. She's my good big girl :).

  • Sabtu, 19 Mei 2007
    Hari ini, pada usia 3 bulan 2 minggu, Zahra memperlihatkan dua perkembangan besar. Pertama, LOL alias ketawa besar alias kéké' (Bugis= terkekeh-kekeh) ketika saya ajak ngobrol menjelang pergi ke pesta graduation anak tetangga depan rumah. Dan puncaknya dia heboh LOL dan sempat saya ambil videonya dengan kamera tua saya pada tanggal 31 Mei.

  • Grabbing toys and mouth it Kedua, setelah mencoba beberapa minggu terakhir ini, akhirnya today Zahra become an expert on grabbing things (on this picture: her toys) and then mouth them. Setelah hari ini "keahlian" barunya ini semakin menjadi dari hari ke hari. Apa saja yang dia dapat langsung masuk mulut... blum lagi itu bébé alias saliva-nya makin sering dia mainkan. Jari-jarinya yang paling sering jadi korban... dan biasanya setelah selesai dengan 'main ludah', doi pake' gosok-gosok lagi seluruh muka. As a result, itu mukanya jadi super slimey dan sekeliling mulutnya jadi rash berbintik-bintik merah. Pekerjaan tambahan buat Bunda untuk sering-sering mencuci tangan dan muka Zahra sebelum tidur.

    Sitting up
    Gayanya Zahra "fitness" sit-ups. Itu kaki tidak lupa selalu disilangkan... persis kayak Ayahnya! Like father like daughter *wink*

    Masuk bulan ketiga usianya, Zahra sudah tidak betah lagi kalo ditempatkan pada posisi berbaring. Di "kursi goyang"nya, meskipun sandarannya sudah ditegakkan semaksimum mungkin, dia tetap "keras kepala" untuk duduk lebih tegak lagi. Saya dan ayahnya sering bercanda kalo Zahra lagi fitness mengecilkan perutnya dengan sit-ups, hahaha. Kayaknya yang lebih perlu olahraga situps itu Ayah, ya Zah? *wink*

  • Jadwal tidur dan napping (tidur siang) Zahra juga semakin teratur. Kecuali kalo ada occasion tertentu seperti waktu sahabat Ayahnya dari England (Uncle Adam) datang berkunjung dan kami makan malam di luar sampe' agak larut, Zahra ikutan begadang. Tapi setelah urusannya selesai, dia balik lagi ke "format" semula. Kalo napping dia biasanya saya letakkan di bouncer (atau di sofa sambil saya duduk di dekatnya browsing atau mengerjakan sesuatu di komputer), sedangkan kalo tidur malam masih tidur di samping kami. Meski kadang-kadang juga saya sudah mulai meletakkan dia tidur sendiri di tempat tidurnya (yang saya letakkan di samping tempat tidurku). Bangun untuk minum ASI pun kalo malam hari mulai agak renggang waktunya. Kalo dulu 3-4 jam sudah "nagih", sekarang bisa sampe' 5 jam ndak bangun-bangun. Tapi... begitu minta ASI... édédéh langsung di-embat dengan galak... "botol"nya dua-duanya langsung terkuras habis, hahaha!!!

Bulan ketiga ini begitu banyak hal menarik bagiku memperhatikan perkembangan pertumbuhan anakku. And l'm looking forward for many many more exciting developments... insya Allah :).

Tuesday, May 08, 2007

Ke dokter...

Tidurnya nyenyak sekali... ndak tega untuk membangunkannya padahal kami sudah sampai di rumahHari ini untuk pertama kalinya Zahra kami bawa ke dokter karena sakit. Well, sebenarnya kalo dipikir bukan hal yang serius, tapi kami berdua tidak mo beresiko dengan mengabaikan begitu saja meski sekecil apapun yang berhubungan dengan kesehatan gadis kecil kami. Sudah sejak seminggu belakangan ini mata kanan Zahra selalu berair. Meski tidak kelihatan mengganggu keceriaannya (she's a very happy baby... alhamdulillaah... sangat murah senyum dan tidak rewel bikin repot Bunda dan Ayahnya), tapi tidak jarang saya perhatikan dia sering menggosok-gosok dengan tangannya terutama kalo lagi agak "banjir" airmata. Awalnya saya pikir mungkin ada debu atau serat yang masuk tidak sengaja ke matanya dan airmata itu adalah cara alami tubuh untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Tapi kok ya seminggu masih terus berair dan malah pagi tadi waktu bangun tidur saya perlihatkan ke David, malah ada (maaf) tahimata dan airmatanya yang biasanya cair malah agak mengental. Kodooong anakku... sakit mata kah dia? She has a little pinky eye! kata si Ayah setelah meneliti mata Zahra yang kelihatan mulai irritated karena kami berdua mengganggu tidur paginya. We need to take her to the doctor, katanya lagi.

Jadilah kami bertiga berangkat menjelang tengah hari ke Child First Pediatrics setelah si Ayah bikin janji untuk minta bertemu dokter. Zahra sendiri tenang-tenang saja... malah sebelum berangkat doi sempat nonton Sesame Street di tv sementara saya membersihkan popoknya dan bersiap-siap. Sampe' di Child First, kami tidak menunggu lama. Setelah "dilucuti" (hehehehe), Zahra ditimbang oleh perawat. Wow!!! Tahu ndak??? Beratnya Zahra sekarang sudah 16 lbs atau 7.26 kilogram! Pantasan Nak, tangan Bunda sudah mulai pegal kalo menggendongmu agak lama :).

Dokter yang memeriksa Zahra kali ini bukan dokter Burns yang jadi langganan kita kalo jadwal checkup rutin. Beliau memperkenalkan diri sebagai Dr. Solomon... beliau cukup senior dan sangat lembut memeriksa dengan seksama mata Zahra yang bermasalah itu. Alhamdulillaah, hasil diagnosa beliau menyatakan bahwa mata Zahra bukan berair karena kena infeksi bakteri seperti yang kami takutkan, melainkan karena tersumbatnya saluran kelenjar airmata sebagai akibat sampingan dari flu yang Zahra derita beberapa minggu lalu. Beliau menyarankan untuk me-massage atau memijat setiap hari dengan lembut ujung mata kanan Zahra untuk melancarkan the blocked tearduct tersebut dan kalo dalam beberapa hari tidak ada perubahan atau malah makin parah (na'uudzubillaahi min dzaalik), kami diberi resep untuk ditebus di apotek... tapi dokter meragukan kalo kami harus melakukan itu karena beliau lihat tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Rasanya lega sekali! Dokter juga mengingatkan bahwa bayi yang ASI eksklusif kemungkinannya kena infeksi sangat kecil sekali... jadi dia bilang hampir 99% yakin kalo matanya Zahra ini bukan karena infeksi bakteri. Satu lagi keunggulan ASI... bravo ASI!!!

Eh, tahu tidak??? Dokter Solomon ini adalah dokter anak/pediatrician-nya Ayahnya Zahra dulu!!! Waktu kami beritahu, beliau tersenyum dan bilang kalo itu mengingatkan dia kalo dia sudah tua, hee hee. Mantan pasiennya saja sudah hampir 40... bagemana dengan beliau?? Oh iya, beliau inilah yang dulu pertama kali mendiagnosa kalo Ayahnya Zahra "menderita" ADHD alias Attention Deficit Hyperactive Disorder. Klo cerita ini bakal panjang, dan ndak nyambung dengan ceritanya Zahra, hehehe... jadi kapan-kapan deh saya cerita di My Simple Life :).

Besok siang mo balik ke ChildFirst lagi... kali ini untuk tindik telinga Zahra. Semoga besok semuanya baek-baek saja. Terus terang saja, saya yang nervous bukan main. Hopefully prosesnya cepat biar anakku tidak terlalu lama kesakitan. Ah...

Friday, May 04, 2007

Tentang Zahra: 2 bulan

Ringkasan catatanku tentang Zahra selama berumur 2 bulan; 5 April - 4 Mei 2007

  • Minggu, 8 April 2007
    Perjalanan panjang (lebih dari 3 jam) pertama dengan mobil: Ke Cary, North Carolina mengunjungi Uncle Liam (Auntie Holli and Cousin Mari): 285 miles/460 km; kurang lebih 6 jam perjalanan dari Rockville; dengan satu kali singgah untuk makan siang/ganti diaper/minum ASI. We stayed in Cary for a week and really had great time with the Kearns' there :). Foto-foto Zahra selama perjalanan dan di NC dapat dilihat di album foto Bunda: NC Visit - April 2007

  • Senin, 16 April 2007
    Kunjungan rutin ke dokter, Zahra dapat immunisasi seri pertama: DTaP (Diphteria, Tetanus, Pertussis), Hepatitis B (yang kedua), Haemophillus influenzae type B, Polio, dan Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV). Cerita panjangnya, silakan baca Ouch! Needle time...

  • Jumat, 20 April 2007
    Di usia 2 bulan 2 minggu dan 1 hari, Zahra mulai mengenali tangan dan kakinya... and fascinated by them!

    Amazed by her own hand
    Dalam perjalanan dari rumah di Rockville menjemput kak Iman di sekolahnya di Alexandria, melalui 'safety mirror' untuk pertamakalinya Bunda melihat Zahra "mengagumi" jari-jari tangannya.

  • Selanjutnya jangan ditanya deh... kalo dia main sendiri (terutama kalo di mobil), sejak hari itu dia jadi tidak gampang bored/bosan lagi selama perjalanan karena sibuk "bermain" dengan tangan dan kakinya. Kayak foto yang ini... hehehe... tidak sengaja tertangkap kamera Bunda ;)

    What are you doing, Zahra???
    Aduh Naaaaak!!! Yang ajari siapaaa? Bukan Bunda itu blah?!

  • Minggu, 22 April 2007
    Hari Bumi Sedunia atau Earth Day. Hari ini Zahra mulai pake' popok/celana kain pemberian kakak sepupunya Mari. Waktu berkunjung ke Cary sekalian kami mengambil "warisan" tersebut :).

    Zahra's cloth diapers

    Cerita tentang popok... Selama sebulan pertama, Zahra pake' g-diapers (ukuran S - newborn). Selama itu, kami cukup puas... cuma karena diberitahu kalo kakak sepupunya Mari akan memberikan semua popok/celana kainnya (jumlahnya ada sekitar 4 lusinan dengan berbagai merek - semuanya handmade!) kepada Zahra, kami tidak melanjutkan pake' g-diapers. Selama kurun waktu sebulan -- setelah g-diapers-nya tidak muat lagi dan sambil menunggu popok/celana kain dari Mari -- Zahra pake' popok kertas sekali pake' berbagai merek, mulai dari Seventh Generation sampe' popok organik keluaran WholeFoods.

    Trying the fancy diaper Fancy diaper from Cousin Mari Firstclassbaby!
    Zahra dengan popok/celana kain "warisan" kakak Marisol. Yang jenis ini sudah All in 1 artinya sudah tidak perlu pake' celana cover lagi karena sudah ada lapisan anti-bocornya. Modis kan? Yang jelas, sudah ikutan mengurangi sampah yang masuk ke landfill (TPA), bebas dari "diaper rash" dan cantik pula kelihatannya dibanding popok kertas sekali pake' :)

    ImseVimseOh iya, popok/celana kain ini soooooooooooo coool!!! Trus, karena 2/3 dari 3 lusin popok tersebut bukan All in 1 (artinya masih butuh cover yang terbuat dari bahan anti-bocor), kami kemudian membeli 4 buah celana/diaper cover dari IMSE VIMSE online. It works really GREAT! Rencananya kalo semua diapers dari Mari sudah tidak muat lagi untuk Zahra (catatan: semua diaper yang kami punya berukuran M - untuk bayi dengan ukuran berat 15-22 lbs atau 7-10 kg), kami mo coba pake' ukuran L dari Imse Vimse yang "all in one" seperti gambar di bawah ini.


    Gambar diambil dari situs: Imse Vimse USA

    But who knows... sebelum popok yang ada sudah tidak muat lagi Zahra sudah terlatih untuk pake' toilet (potty/toilet trained)? Well... Bunda boleh berharap toh?! *wink* (artinya ini pe-er dan tantangan buatku). Insya Allah...

  • Senin, 23 April 2007
    Setelah sebelumnya beberapa kali "uji coba" dan tidak berhasil, hari ini Zahra (dan Bundanya) "ikhlas" untuk tidur sendirian di crib yang diletakkan disamping sisi tempat tidurku.

    Sebenarnya sejak minggu kedua dia berusia dua bulan, setiap malam Zahra sudah sleep through the night... artinya dia tidak terbangun lagi di malam hari. Kalopun dia bangun, itu karena saya yang membangunkan dia untuk minum ASB (klo tidak, saya yang merana kodoooooong!). Bila sebelumnya Zahra mengikuti waktu tidur saya dan Ayahnya yang lantangbangngia (Makassar= tengah malam) alias suka begadang sampe' jam 11-12, sekarang setelah mandi, ganti piyama dan popok malam (yang lebih tebal dari popok harian), Zahra biasanya sudah siap untuk tidur jam 9:30 atau 10 malam. Meski kadang juga lebih larut dari itu kalo dia tidur siang/napping-nya waktu sore lebih dari dua jam.

  • Zahra minum ASB-nya masih tetap galak (hee hee). Alhamdulillaah, ASB-ku cukup memuaskan Zahra. Di usia 2 bulan ini, Zahra sudah pintar untuk berhenti pada saat kenyang. Sebelumnya dia maccambo' trus meskipun sudah kenyang... akibatnya ya spitting up alias buncang-nya juga rada heboh -- bikin saya tidak jarang harus ganti baju sampe' 3 kali dalam sehari! Tapi lama-lama jadi capek juga kalo ganti baju trus... ya sudah pake' baju berbau "yoghurt" saja seharian (nanti mo tidur baru ganti). Klo saya rada mengeluh bilang ke Ayahnya Zahra: "I smell funny!" Langsung dijawabnya dengan senyum: "You don't. You smell like Bunda!".

  • Dari banyak referensi yang saya baca (baik dari buku maupun online), spitting up ini lebih banyak digolongkan sebagai "masalah" karena repot diurusan laundry alias cuci-mencuci :). Apalagi kalo bayi yang ASI eksklusif, spitting up tidak perlu dikhawatirkan karena memang sistem percernaan bayi belum matang benar (bagemana dengan yang bukan ASI ya? padahal ASI itu sudah yang terbaik bagi bayi).

  • Makin sering tersenyum, terutama ke Bunda (dan suka bikin Ayahnya jealous, hehehe). Tapi klo baru (mo) bangun dari tidur, masih pake' "alarm" nangis :). Yang lucu klo lihat dirinya ataupun saya di cermin... waaaaaaaaaaah spontan deh dia tersenyum lebaarrr!!! Tapi jangan ditanya kalo lagi rewel... doi bisa ma'jallo' (Bugis= 'ngamuk') sejadi-jadinya ;).

    Giggles I need my nap!!!
    Klo tertawa (meskipun masih "tanpa suara"), matanya jadi tinggal segaris... apalagi kalo lagi nangis... hehehe

  • Mulai ngoceh kalo diajak "ngobrol". Dan kelihatannya suka nonton tivi ataupun pada saat Ayah atau kakaknya main video game (mereka ceritanya sambil baby-sitting Zahra sementara saya mengerjakan hal lain).

    Z's watching Ayah's playing Paper Mario Watching tv

  • Kalo tengkurap (tummy time), Zahra juga sudah mengangkat kepalanya hampir 90 derajat. Lehernya pun sudah kuat sekali menopang kepalanya, dan sudah tidak mo lagi digendong baring... dia suka sekali kalo kita letakkan dia dengan posisi duduk (like a big girl, hehehe). Dokter Burns (DSA-nya Zahra) waktu kita ketemu untuk checkup rutin usia 2 bulan sempat mencoba mendudukkan Zahra sewaktu memeriksa perkembangan fisik Zahra dan bilang kalo kelihatannya gadis kecilku ini akan cepat duduk (sebelum umur 6 bulan yang merupakan usia umum bayi mulai duduk). Ah, insya Allah... yang penting Zahra sehat walafiat selalu...

  • Menjelang Zahra "ulang bulan" (akhir April awal Mei) dia kena flu, terkontaminasi dari kakaknya yang waktu itu flu berat, untuk pertamakalinya. Parahnya hanya beberapa hari saja dan sempat bikin Zahra rewel. Tapi setelah lewat 3-4 hari, dia anteng lagi hanya saja hidungnya masih mampet dan minum ASB-nya mesti dengan posisi duduk. Yang bikin saya tidak terlalu khawatir karena dia tetap dengan semangat '45 menyusu meskipun kadang megap-megap karena hidungnya tersumbat. Antara kasian dan lucu liatnya :).

  • Oh iya, pertengahan bulan April juga saya ada kunjungan ke ob/gyn sebagai bagian dari postpartum checkup... sekalian papsmear-thinprep dan test HPV DNA (high risk -- karena umurku sudah di atas 30, hee hee... malah 3 tahun lagi sudah kepala 4. Tua ku' mo di'?! *wink*). Alhamdulillaah, hasilnya dua-duanya NEGATIF. Tekanan darahku juga normal, dan berat badan sudah balik ke posisi awal (malah kurang dari berat badan sebelum hamil dulu!): 108 lbs atau 49 kg! Jams-jams-nya (istilahku untuk lemak) "terambil" buat ASI Zahra semua, hehehe...


Foto-foto Zahra usia 2 bulan dapat ditengok di album:

Zahra - 2 months old, April 2007

On the front porch
My honey bunny...

Alhamdulillaah... secara keseluruhan di usia dua bulan Zahra tumbuh sehat - meski sempat kena flu... tapi itu bagian dari proses tubuhnya belajar menyesuaikan dengan kondisi sekitar :), dan menjadi penyejuk hati dan mata saya dan Ayahnya. Semoga Allah selalu besertamu, Nak! dan engkau tumbuh jadi anak shalihah, cantik rupamu, cantik pula pekertimu... Doa Bunda dan Ayah selalu menyertaimu... Amiiiiiiiiin!

Tuesday, April 17, 2007

Ouch! Needle time...

She has nooo idea that soon is gonna be a needle timeKunjungan rutin ke pediatrician keempat (2nd MONTH): Senin, 16 April 2007
Usia Zahra: 2 bulan 1 minggu 4 hari
Berat Badan: 14 lbs -- 5.35 kilogram (95th percentile)
Tinggi: 24.75 inches -- 62.87 centimeter (95th percentile)
Lingkar kepala (head circumference): 15.5 inches -- 39.37 centimeter
Immunisasi pertama: DTaP Vaccines (Diphtheria, tetanus, acellular pertussis), Haemophilus influenzae type b (Hib), Polio Vaccine (IPV), Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV), dan Hepatitis B Vaccine (HBV)

Airmataku sudah hampir saja jatuh klo seandainya tidak malu di depan dua orang ibu yang sedang menunggu nama putra-putri mereka dipanggil untuk menemui dokter di ruang tunggu/lobby Child First Pediatrics. Bagaimana hatiku tidak merasa teriris mendengar anakku di ruang sebelah menangis sejadi-jadinya??? Tiga kali... dalam hati saya hitung tangisan Zahra yang makin menjadi. Berarti sudah selesai, kataku dalam hati sambil menghela nafas dengan setengah mati menahan supaya airmataku tidak tumpah.

Me and my CintaCengeng... itu judul ceritaku mengenai hariku kemarin sebagai Bunda. Iya, kemarin itu adalah hari pertama Zahra mendapatkan immunisasi. Sebenarnya sih ini bukan pertama kali, karena waktu baru berusia beberapa hari (masih di RS) dia sudah diberikan immunisasi Hepatitis B. Tapi itu boleh dibilang tidak saya rékén(g) karena: pertama, karena saya tidak berada di tempat dia disuntik (waktu itu dibawa ke nursery); dan kedua, suntiknya cuma sekali. Kalo tadi??? ada 3 kali suntikan, 2 di paha kanan dan 1 di paha kiri... Kodooong (Makassar= kasihan) anakku!!! Tapi itu demi kebaikan dan kesehatannya kelak (mencegah lebih baik daripada mengobati, kata orang bijak). Meskipun saya sempat juga ketar ketir setelah browsing dan membaca beberapa referensi tentang pro dan kontra seputar immunisasi pada bayi, saya merasa yakin kalo ini yang terbaik bagi anakku. Well, saya sendiri immunisasi lengkap sejak bayi... dan alhamdulillaah sampe' sekarang baek-baek saja. Hopefully insya Allah Zahra juga demikian.

Salaam, Bunda! Getting ready
Sambil tunggu dokter, foto-foto dulu... sebelum Bunda "kabur" ke ruang sebelah karena tidak tega lihat Zahra disuntik (immunisasi). "Sama Ayah ya Nak... be brave!" Padahal mungkin Zahra yang mo bilang: "Be brave, Bunda..."

Talking with Ayah What are you doing to me, Ayah?
Bercanda dengan Ayah... sebelum "needle time"

Immunisasi seri pertama (usia 2 bulan) yang dianjurkan untuk bayi di US yang tadi diterima oleh Zahra adalah:

  • Vaksin Hepatitis B.
    Kegunaan: Proteksi terhadap Hepatitis B virus (inflamasi kronik pada hati/liver, komplikasi seumur hidup).
  • Vaksin DTaP.
    Kegunaan: Proteksi terhadap Difteri, Tetanus Toxoid, dan acellular pertussis/batuk rejan (whooping cough).
  • Vaksin Haemophilus influenzae type B (Hib).
    Kegunaan: Vaksin ini bukan vaksin untuk flu, melainkan untuk memproteksi dari infeksi terhadap darah, otak, persendian, dan paru-paru (pneumonia - paruparu basah).
  • Vaksin Polio.
    Kegunaan: Proteksi terhadap penyakit Polio. Klo dulu sempat ada yang namanya vaksin polio dengan oral (ditetes), sekarang sudah tidak dipake' lagi karena ternyata tidak efektif untuk proteksi terhadap polio.
  • Vaksin Pneumococcal Conjugate (PCV7).
    Kegunaan: Proteksi terhadap infeksi pada darah, otak, persendian, telinga bagian dalam, atau paruparu (pneumonia).

Untuk lengkapnya, bisa dilihat rekomendasi jadwal immunisasi bayi (Untuk Amerika Serikat 2007) KLIK DI SINI.

Sore legsKembali ke cerita Zahra waktu immunisasi (berdasarkan ceritanya Ayah yang "bertugas" menemani/menggendong Zahra saat disuntik). Katanya, suntikan pertama lebih banyak bikin Zahra menangis karena kaget... trus yang kedua (masih di paha yang sama) ya karena protes dan tentu saja sakitnya mulai berganda/double. Yang ketiga: "that's it! I definitely don't like this. You people should stop now!". Begitu Ayah mengungkapkan "reaksi" Zahra :).

Begitu perawat yang menyuntik Zahra keluar ruangan, saya menghambur masuk dan langsung mengambil Zahra yang masih menangis sejadi-jadinya dari gendongan Ayah. Setelah mengayun Zahra dengan sayang sambil memberi ASI, akhirnya Zahra tertidur dan kami meninggalkan ChildFirst setelah Ayah bikin janji untuk "well-baby visit" yang insya Allah tanggal 6 Juni nanti kalo Zahra berumur 4 bulan. Ah, artinya jadwal immunisasi lagi. Kasihan anakku... tapi ndak 'papa ya, Nak... semuanya untuk kebaikan Zahra...

Alhamdulillaah, sampai hari ini Zahra tidak demam dan bekas suntikannya pun tidak bengkak (dua efek samping immunisasi: demam dan bengkak). Semalam pun tidurnya nyenyak seperti biasa, itu pun dia meringis kalo menggerakkan pahanya hanya dua jam setelah dia disuntik dan setelah itu sudah seperti biasa lagi. Anak dara kanja'ku (Bugis: anakdara=gadis; kanja'=baik), semoga Allah selalu besertamu... Amiiiiiin!!!